Senin, 05 Desember 2011

Tips Belajar Berbicara Didepan Umum

Tanpa kita sadari, bagi kita yang tinggal di budaya timur, sering kali kita merasa malu untuk berbicara/presentasi di depan umum / Khalayak ramai, kadang kita merasa minder, kurang percaya diri, takut ditertawakan, merasa belum layak, sehingga membuat banyak sekali kesempatan disepan mata yang lewat begitu saja, dan diambil oleh orang lain.

Prinsip tak ada seorang pun yang awalnya berpengalaman, contohnya pada waktu kita lahir ,saat bayi tidak bisa langsung bisa berdiri,butuh merangkak dan belajar berdiri, tidak ada seorang wanitapun yang awalnya pernah punya pengalaman melahirkan seorang bayi.


Saat ini saya mau sharing langkah-langkah apa saja yang perlu disiapkan sebelum kita berbicara didepan orang lain:

  1. Persiapkan bahan untuk presentasi kita, apa saja yang perlu dibicarakan, singkat, padat, buat point-pointnya. Usahakan selalu ditulis sehingga kita mudah membaca, saat presentasi , dan membuat kita lebih focus akan apa yang kita sampaikan.
  2. Persiapkan penampilan kita saat presentasi. Perhatikan penampilan kita dari bawah sampai atas, sepatu, usahakan bersih, celana, kemeja, usahakan warnanya selaras dengan dasi, jas. Rambut rapi, dan lain-lain, ini merupakan faktor penting sehingga membuat kita lebih Percaya diri saat berbicara.
  3. Latihan berbicara didepan kaca, dengan pasangan anda,saudara, orang terdekat dan persilahkan mereka menilai penampilan anda. Siapkan intonasi, gaya bahasa, susunan kata,
  4. Siapkan mental positif bahwa anda bisa melakukannya walaupun yang pertama kali, ingat selalu ada titik awal dalam melangkah, ada pribahasa dari tiongkok mengatakan, 1000 langkah dimulai dari langkah pertama.
  5. Selalu mengevaluasi diri anda setelah latihan, mungkin dengan merekam suara anda lewat Hp, atau Alat perekam lainnya.


No Body perfect , but u can be learn and learn to be perfect.

Tips Dan Trik Cara Belajar Yang Baik Untuk Ujian / Ulangan Pelajaran Sekolah Bagi Siswa SD, SMP, SMA Serta Mahasiswa

Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa. Belajar pada umumnya dilakukan di sekolah ketika jam pelajaran berlangsung dibimbing oleh Bapak atau Ibu Guru. Belajar yang baik juga dilakukan di rumah baik dengan maupun tanpa pr / pekerjaan rumah. Belajar yang dilakukan secara terburu-buru akibat dikejar-kejar waktu memiliki dampak yang tidak baik.
Berikut ini adalah tips dan triks yang dapat menjadi masukan berharga dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi ulangan atau ujian :
1. Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena ditemani oleh teman dan berada di rumah sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap didampingi oleh orang dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua agar belajar tidak berubah menjadi bermain. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar yang tidak pandai jadi ketularan pintar. Dalam belajar kelompok kegiatannya adalah membahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.

2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran
Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku kecil yang dapat dibawa kemana-mana sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada. Namun catatan tersebut jangan dijadikan media mencontek karena dapat merugikan kita sendiri.

3. Membuat Perencanaan Yang Baik
Untuk mencapai suatu tujuan biasanya diiringi oleh rencana yang baik. Oleh karena itu ada baiknya kita membuat rencana belajar dan rencana pencapaian nilai untuk mengetahui apakah kegiatan belajar yang kita lakukan telah maksimal atau perlu ditingkatkan. Sesuaikan target pencapaian dengan kemampuan yang kita miliki. Jangan menargetkan yang yang nomor satu jika saat ini kita masih di luar 10 besar di kelas.

Sabtu, 03 Desember 2011

Hakikat Pendidikan

Apa sih hakikat pendidikan? Apakah tujuan yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan?

Agak miris lihat kondisi saat ini. Institusi pendidikan tidak ubahnya seperi pencetak mesin ijazah. Agar laku, sebagian memberikan iming-iming : lulus cepat, status disetarakan, dapat ijazah, absen longgar, dsb. Apa yang bisa diharapkan dari pendidikan kering idealisme seperti itu. Ki hajar dewantoro mungkin bakal menangis lihat kondisi pendidikan saat ini. Bukan lagi bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa (seperti yang masih tertulis di UUD 43, bah!), tapi lebih mirip mesin usang yang mengeluarkan produk yang sulit diandalkan kualitasnya.

Pendidikan lebih diarahkan pada menyiapkan tenaga kerja "buruh" saat ini. Bukan lagi pemikir-pemikir handal yang siap menganalisa kondisi. Karena pola pikir "buruh" lah, segala macam hapalan dijejalkan kepada anak murid. Dan semuanya hanya demi satu kata : IJAZAH! ya, ijazah, ijazah, ijazah yang diperlukan untuk mencari pekerjaan. Sangat minim idealisme untuk mengubah kondisi bangsa yang morat-marit ini, sangat minim untuk mengajarkan filosofi kehidupan, dan sangat minim pula dalam mengajarkan moral.

Apa sebaiknya hakikat pendidikan? saya setuju dengan kata mencerdaskan kehidupan bangsa. Tapi, ini masih harus diterjemahkan lagi dalam tataran strategis/taktis. kata mencerdsakan kehidupan bangsa mempunyai 3 komponen arti yang sangat penting : (1) cerdas (2) hidup (3) bangsa.

Pentingnya Pendidikan Sejak Dini

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka; yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, penjaganya malaikat-malaikat yang besar dan keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan_Nya kepada mereka serta selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh_Nya.” (QS. At_Tahrim (66): 6)
Imam ‘Ali (Ali bin Abi Thalib) karamallahu wajhahu berkata, “Yakni, ajarilah mereka (anak-anakmu) dan didiklah mereka dengan akhlaq yang baik.” Hasan Al_Basri juga pernah berkata, “Didiklah mereka untuk mentaati Allah, dan ajarilah mereka tentang kebaik. ”
Selain itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Setiap anak terlahir dalam keadaan suci. Kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani, dan Majusi. ”
Berdasarkan ayat Alquran dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serta perkataan sahabat dan tabi’in di atas bahwa Islam sangat memperhatikan pendidikan. Hal itu tampak pada metode pendidikan yang diserukan kepada kedua orang tua sedini mungkin, bahkan sejak anak masih di dalam kandungan, dan lebih jauh lagi sebelum pasangan suami istri melangsungkan pernikahan. Maksudnya, Islam juga mengatur pemilihan pasangan yang baik untuk tujuan pendidikan. Seorang wanita yang shalihah akan melahirkan generasi-generasi yang shalih dan shalihah – Insya Allah – yang akan memberikan manfaat besar bagi keluarga, sekolah, masyarakat, umat dan bangsa tentunya.
Pendidikan sejak dini menempati kedudukan yang tinggi dan memperlihatkan aktivitas di rumah dan keluarga. Begitu juga di sekolah dan universitas, juga di tengah masyarakat serta umat. Pembicaran mengenai topik ini muncul pada puncak pembahasan tentang kemasyarakatan. Juga mendapatkan prioritas dalam pembahasan tentang pendidikan formal maupun non-formal. Hal itu tampak dalam poin-poin berikut ini:
Pertama, pendidikan sejak dini merupakan masa terpenting dan mendasar dalam kehidupan manusia, memegang kendali dalam masa perkembangan hidupnya dan mengawali kedewasaan, yang kira-kira terjadi sampai usianya mencapai 30 tahun. Imam An_Nawawi rahimahullah berkata,

PENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL

Memang harus kita akui ada diantara (oknum) generasi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah merambah dunia kampus (masih ingat kematian seorang mahasiswa di Universitas Jambi, awal tahun 2002 akibat perkelahian didalam kampus). Atau kita jarang (atau belum pernah) melihat demonstrasi yang santun dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan prilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat.

Selain itu, berita-berita mengenai tindakan pencurian kendaraan baik roda dua maupun empat, penguna narkoba atau bahkan pengedar, pemerasan dan perampokan yang hampir setiap hari mewarnai tiap lini kehidupan di negara kita tercinta ini banyak dilakukan oleh oknum golongan terpelajar. Semua ini jadi tanda tanya besar kenapa hal tersebut terjadi?. Apakah dunia Pendidikan (dari SD sampai PT) kita sudah tidak lagi mengajarkan tata susila dan prinsip saling sayang - menyayangi kepada siswa atau mahasiswanya atau kurikulum pendidikan tinggi sudah melupakan prinsip kerukunan antar sesama? Atau inikah hasil dari sistim pendidikan kita selama ini ? atau Inikah akibat perilaku para pejabat kita?

Dilain pihak, tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme yang membuat bangsa ini morat-marit dengan segala permasalahanya baik dalam bidang keamanan, politik, ekonomi, sosial budaya serta pendidikan banyak dilakukan oleh orang orang yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi baik dalam negri maupun luar negri. Dan parahnya, era reformasi bukannya berkurang tapi malah tambah jadi. Sehingga kapan krisis multidimensi inI akan berakhir belum ada tanda-tandanya.

PERLU PENDIDIKAN YANG BERMORAL
Kita dan saya sebagai Generasi Muda sangat perihatin dengan keadaan generasi penerus atau calon generasi penerus Bangsa Indonesai saat ini, yang tinggal, hidup dan dibesarkan di dalam bumi republik ini. Untuk menyiapkan generasi penerus yang bermoral, beretika, sopan, santun, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu dilakukan hal-hal yang memungkin hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.

Singkat Tentang Kualitas Pendidikan Kita

Di sebuah desa, nun jauh di daerah pedalaman kalimantan matahari belum lagi muncul sempurna, namun anak-anak berseragam putih merah berceloteh ceria mengusik pagi.   Kaki-kaki mereka yang sebagian besar tidak memakai sepatu menapaki jalan setapak yang sedikit berlumpur.  Sedikit bergegas, maklum masih perlu waktu sekitar 60 menit untuk sampai di sekolah yang ada di desa tetangga.
Sekolah Dasar yang terdekat dari tempat tinggal mereka memang hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki.  Belum ada badan jalan yang bisa dilewati kendaraan bermotor.  Tak heran jika di desa ini tak satu pun sepeda motor terlihat.  Predikat desa terpencil sudah lama disandang.  Untuk sampai ke desa dari ibu kota kecamatan saja memerlukan waktu hampir seharian penuh.  Sebagian besar harus lewat angkutan air, yang juga harus melewati beberapa jeram berarus deras.  Pada musim kemarau, perahu sampan bermotor angkutan andalan tak bisa beroperasi karena air sungai menyusut.  Tidak ada pilihan selain berjalan kaki jika hendak sampai ke desa, yang berarti akan menambah waktu hingga 5 jam perjalanan.
Kondisi di atas mungkin juga terjadi di tempat lain, bahkan dapat lebih dari itu.  Begitu sampai sekolah, belum lagi hilang lelah setelah ber jam jalan kaki, murid langsung ‘dipaksa’ untuk belajar. Sungguh timing yang tidak tepat untuk dapat menangkap pelajaran dengan sempurna. Terkadang didapati murid-murid sudah harus pulang sekolah sebelum waktunya karena guru tidak datang atau belum datang atau memang tidak ada gurunya sama sekali.
Semangat belajar para masa depan Indonesia
Apakah ini masalah yang serius? Bisa jadi data yang disajikan oleh UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala cukup menggambarkan hal itu.   Tercatat  bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia masuk kelompok Medium Human Development yang menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), ke-109 (1999) dan data tahun 2007 menempati peringkat ke-111 ( HDI 2007).  Bandingkan dengan Malaysia yang masuk kategori High Human Development dan menduduki peringkat 66 dari 182 negara.

PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI INDONESIA


Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknyauntuk memperoleh hasil maksimal. Pendidikan hendaknya dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dapat dicapai dengan terlaksananya pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang dilaksanakan dalam bentuk proses belajar mengajar yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sekolah melalui kegiatan pengajaran.
Banyak sekolah-sekolah yang telah melaksanakan pembelajaran matematika dengan baik yaitu meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik, pembelajaran matematika yang mudah dan menyenangkan perlu terus dikembangkan. Berbagai konsep, metode, dan strategi perlu dikembangkan agar terciptanya pembelajaran khususnya di bidang matematika yang selama ini dianggap siswa tidak menyenangkan menjadi menyenangkan dan perlu ada kreatifitas guru. Guru bisa saja memanfaatkan metode pembelajaran matematika yang berkembang di luar kelas jika memang bisa membantu terciptanya belajar matematika yang menyenangkan.
Perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia sangat memprihatinkan, karena rendahnya penguasaan teknologi dan kemampuan sumber daya manusia Indonesia untuk berkompetensi secara global. Indonesia adalah sebuah negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Namun       masih rendahnya kemampuan anak Indonesia di bidang matematika, mereka beranggapan bahwa pembelajaran matematika itu sulit, serta kurangnya jumlah pengajar yang mengikuti perkembangan matematika. Sekarang di Indonesia sudah ada wadah yang peduli pada pelajaran matematika, namanya yaitu YPMI (Yayasan Peduli Matematika Indonesia) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran matematika di SD, SMP, SMA di Indonesia. Dalam kemajuan pembelajaran matematika sekarang belum mampu menciptakan pemetaan kemampuan siswa di bidang matematika antar sekolah maupun antar daerah, serta menghasilkan siswa-siswi yang memiliki kemampuan istimewa di bidang matematika. Sebaiknya pihak sekolah, guru, siswa dan pemerhati pendidikan, pemerintah, lebih peduli pada pembelajaran matematika di Indonesia sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi kemajuan pembelajaran matematika di Indonesia.
Matematika dikenal sebagai ilmu dasar, pembelajaran matematika akan melatih kemampuan kritis, logis, analitis dan sistematis. Tetapi peran matematika tidak hanya sebatas hal tersebut, seperti bidang lain, seperti fisika, ekonomi, biologi tidak terlepas dari peran matematika. Tetapi kemajuan ilmu fisika itu sendiri tidak akan tercapai tanpa peran matematika dan perkembangan matematika itu sendiri.
Kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari “instruction”, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-wholistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media, seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio dan lain sebagainya, sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar (Sanjaya, 2008).