Materi Pelajaran

Frasa

Pengertian Frasa - "Frasa" itu adalah judul dari artikel kita kali ini. Apakah teman teman tahu apa arti ( definisi ) frasa itu? apa konstruksi, kategori, kelas, macam dari frasa itu? Apakah teman teman tahu? semua itu akan kamu bahas dalam artikel dibawah ini. Pastikan teman teman benar benar membaca arikel " Frasa "ini ^_^.


Prakata Menuju Pengertian ( definisi ) Frasa


Kalimat terdiri atas beberapa satuan. Satuan-satuan tersebut terdiri atas satu kata atau lebih. Satuan pembentuk kalimat tersebut menempati fungsi tertentu. Fungsi yang dimaksud yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.), dan Keterangan (Ket.).


Fungsi-fungsi tersebut boleh ada atau tidak dalam suatu kalimat. Fungsi yang wajib ada yaitu subjek dan predikat. Fungsi dalam kalimat dapat terdiri atas kata, frasa, maupun klausa.



Definisi frasa


Jadi apa arti frasa? Frasa adalah satuan yang terdiri atas dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat.


Contoh frasa:

Dua orang mahasiswa baru itu sedang membaca buku di perpustakaan.

Perhatikan penjabaran fungsi kalimat di atas!


Dua orang mahasiswa sedang membaca di perpustakaan.
S P Ket. tempat

Kalimat di atas terdiri atas tiga frasa yaitu dua orang mahasiswa, sedang membaca, dan di perpustakaan.
Jadi, frasa memiliki sifat sebagai berikut.
1. Frasa terdiri atas dua kata atau lebih.
2. Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat.


A. Kategori Frasa

1. Frasa Setara dan Frasa Bertingkat
Sebuah frasa dikatakan setara jika unsur-unsur pembentuknya berkedudukan sederajat atau setara.

Contoh:
Saya dan adik makan-makan dan minum-minum di taman depan.

Frasa saya dan adik adalah frasa setara sebab antara unsur saya dan unsur adik mempunyai kedudukan yang setara atau tidak saling menjelaskan. Demikian juga frasa makan-makan dan minumminum termasuk frasa setara. Frasa setara ditandai oleh adanya kata dan atau atau di antara kedua unsurnya. Selain frasa setara, ada pula frasa bertingkat. Frasa bertingkat adalah frasa yang terdiri atas inti dan atribut.

Contoh:
Ayah akan pergi nanti malam.

Frasa nanti malam terdiri atas unsur atribut dan inti.


2. Frasa Idiomatik
Perhatikan kata-kata bercetak miring berikut!
1) Dalam peristiwa kebakaran kemarin seorang penjaga toko menjadi kambing hitam.
2) Untuk menyelamati saudaranya, keluarga Pinto menyembelih seekor kambing hitam.

Kalimat 1) dan 2) menggunakan frasa yang sama yaitu frasa kambing hitam. Kambing hitam pada kalimat 1) bermakna orang yang dipersalahkan dalam suatu peristiwa , sedangkan dalam kalimat 2) bermakna seekor kambing yang warna bulunya hitam .

Makna kambing hitam pada kalimat 1) tidak ada kaitannya dengan makna kata kambing dan kata hitam. Frasa yang maknanya tidak dapat dirunut atau dijelaskan berdasarkan makna kata-kata yang membentuknya dinamakan frasa idiomatik.


B. Konstruksi Frasa

Frasa memiliki dua konstruksi, yakni konstruksi endosentrik dan eksosentrik.

Perhatikan kalimat berikut!

- Kedua saudagar itu telah mengadakan jual beli.

Kalimat di atas terdiri atas frasa kedua saudagar itu, telah mengadakan, dan jual beli. Menurut distribusinya, frasa kedua saudagar itu dan telah mengadakan merupakan frasa endosentrik. Sebaliknya, frasa jual beli merupakan frasa eksosentrik.

Frasa kedua saudagar itu dapat diwakili kata saudagar. Kata saudagar adalah inti frasa bertingkat kedua saudagar itu. Demikian juga frasa telah mengadakan dapat diwakili kata mengadakan. Akan tetapi, frasa jual beli tidak dapat diwakili baik oleh kata jual maupun kata beli. Hal ini disebabkan frasa jual beli tidak memiliki distribusi yang sama dengan kata jual dan kata beli. Kedua kata tersebut merupakan inti sehingga mempunyai kedudukan yang sama.

Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa frasa kedua saudagar itu berdistribusi sama dengan frasa saudagar itu dan kata saudagar. Frasa telah mengadakan berdistribusi sama dengan mengadakan. Frasa yang distribusinya sama dengan salah satu atau semua unsurnya dinamakan frasa endosentrik. Frasa yang distribusinya tidak sama dengan salah satu atau semua unsurnya disebut frasa eksosentrik. Frasa jual beli termasuk frasa eksosentrik karena baik kata jual maupun kata beli tidak dapat menggantikan jual beli.

Frasa endosentrik meliputi beberapa macam frasa :

1. Frasa Endosentrik yang Koordinatif
Frasa ini dihubungkan dengan kata dan dan atau.
Contoh:
Pintu dan jendelanya sedang dicat.

2. Frasa Endosentrik yang Atributif
Frasa ini terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara.
Contoh:
Pekarangan luas yang akan didirikan bangunan itu milik Haji Abdulah.

3. Frasa Endosentrik yang Apositif
Secara semantik unsur yang satu pada frasa endosentrik apositif mempunyai makna sama dengan unsur yang lain. Unsur yang dipentingkan merupakan unsur pusat, sedangkan unsur keterangan merupakan aposisi.
Contoh:
Alfia, putri Pak Bambang, berhasil menjadi pelajar teladan.


C. Kelas Frasa
Frasa dibagi menjadi enam kelas kata. Pembagian frasa meliputi frasa benda, kerja, sifat, keterangan, bilangan, dan depan.

1. Frasa Benda atau Frasa Nomina
Frasa benda atau frasa nomina adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata benda. Unsur pusat frasa benda yaitu kata
benda.
Contoh:
a. Dita menerima hadiah ulang tahun.
b. Dita menerima hadiah.

Frasa hadiah ulang tahun dalam kalimat distribusinya sama dengan kata benda hadiah. Oleh karena itu, frasa hadiah ulang tahun
termasuk frasa benda atau frasa nomina.

2. Frasa Kerja atau Frasa Verba
Frasa kerja atau frasa verba adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja atau verba.
Contoh:
Adik sejak tadi akan menulis dengan pensil baru.

Frasa akan menulis adalah frasa kerja karena distribusinya sama dengan kata kerja menulis dan unsur pusatnya kata kerja, yaitu menulis.

3. Frasa Sifat atau Frasa Adjektiva
Frasa sifat atau adjektiva adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata sifat. Frasa sifat mempunyai inti berupa kata sifat. Kesamaan distribusi itu dapat dilihat pada jajaran berikut.
Contoh:
a. Lukisan yang dipamerkan itu memang bagus-bagus.
b. Lukisan yang dipamerkan itu – bagus-bagus.

4. Frasa Keterangan atau Frasa Adverbia
Frasa keterangan adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata keterangan. Biasanya inti frasa keterangan juga berupa kata keterangan dan dalam kalimat sering menduduki fungsi sebagai keterangan.

a. Frasa keterangan sebagai keterangan.
Frasa keterangan biasanya mempunyai keleluasaan berpindah karena berfungsi sebagai keterangan. Oleh karena itu, frasa keterangan dapat terletak di depan atau di belakang subjek atau di awal dan di akhir kalimat.
Contoh:
1) Tidak biasanya dia pulang larut malam.
2) Dia tidak biasanya pulang larut malam.
3) Dia pulang larut malam tidak biasanya.

b. Frasa keterangan sebagai keterangan pada kata kerja.
Contoh:
Saya tidak hanya bertanya, tetapi juga mengusulkan sesuatu.

5. Frasa Bilangan atau Frasa Numeralia
Frasa bilangan adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata bilangan. Pada umumnya frasa bilangan atau frasa numeralia
dibentuk dengan menambahkan kata penggolong atau kata bantu bilangan.
Contoh:
Dua orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.

6. Frasa Depan atau Frasa Preposisional
Frasa depan adalah frasa yang terdiri atas kata depan dengan kata lain sebagai unsur penjelas.
Contoh:
Laki-laki di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara.

D. Frasa yang Bersifat Ambigu
Ambiguitas terkadang ditemui dalam susunan frasa. Ambiguitas berarti kegandaan makna.

Contoh:
Kambing hitam dan mobil tetangga baru.

Frasa kambing hitam dapat mempunyai dua makna, yakni kambing yang berbulu (berwarna) hitam dan sebuah ungkapan yang berarti orang yang dipersalahkan. Frasa mobil tetangga baru juga dapat memiliki dua makna, yakni yang baru adalah mobil (milik tetangga) dan yang baru adalah tetangga (bukan mobilnya). Frasa ambigu akan menjadi jelas jika digunakan dalam kalimat.

Demikian artikel "Definisi, jenis & macam  Frasa" ini saya susun teman teman. semoga apa yang telah kita pelajari beberapa saat yang lalu dapat bermanfaat untuk kita semua.







Resensi Novel Edensor

BAB I
PENDEHULUAN


1.1  Latar Belakang
Penyusunan makalah ini khusus ditujukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia yaitu membuat resensi novel yang diangkat dari novel yang berjudul “Edensor” karya Andrea Hirata. Tugas ini dimaksudkan supaya para siswa memahami dan menguasai materi resensi novel.


1.2  Masalah
·         Mencari unsur intrinsik novel
·         Membuat resensi novel
·         Membuat sinopsis novel
·         Mencari keunggulan dan kelemahan novel


1.3  Tujuan
·         Memahami unsur intrinsik pada novel yang dibahas
·         Menyusun resensi dengan memperhatikan unsur-unsur pendukung novel
·         Menyusun sinopsis dengan memperhatikan unsur-unsur pendukung novel
·         Mengetahui keunggulan serta kelemahan novel













BAB II
PEMBAHASAN

2. Resensi
Budaya Belitong Dibawa Ke Luar Negeri
dalam Novel Edensor
Karya Andrea Hirata

Judul                    : EDENSOR                                                                                
Penulis                 : Andrea Hirata 
Cetakan               : Pertama, Mei 2007
Penerbit              : PT. Bentang Pustaka
Jumlah Halaman : xii + 288 halaman
Dimensi                : 130x205mm
Kategori               : Petualangan
No. ISBN               : 978-979-1227-02-5                                                    

Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis dan sporadic, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistic yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal kecil apapun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tidak terbantahkan.
Rangkaian kata di atas dikutib oleh Andrea Hirata dari pemikiran Harun Yahya yang dijadikannya sebagai kalimat pembuka pada buku yang berjudul Edensor, buku ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi. Tetralogi Laskar Pelangi menceritakan rangkaian perjalanan seorang anak yang bernama “ikal” dan sekelompok teman masa kecilnya yang memiliki mimpi dan berjuang untuk mewujudkannya. Keterbatasan ekonomi, jarak dan akses terhadap layanan pendidikan tidak memupus semangat mereka untuk bisa bersekolah, tak perduli seberapa besar rintangan yang akan mereka lalui. Pada akhirnya hanya dua orang anak yang tersisa, yang masih tetap berjuang mewujudkan mimpi untuk menaklukkan samudra kehidupan.
Andrea Hirata adalah penulis muda yang tidak memiliki latar belakang jurnalistik tetapi memiliki kemampuan untuk menguak berbagai realita kehidupan dan menyairkannya menjadi sebuah tulisan yang apik dan mampu menggugah ketersadaran nurani setiap pembacanya. Buku ini diterbitkan pertama kali pada Mei 2007 oleh PT. Bentang Pustaka, telah menjadi best seller Indonesia dan terdapat hampir diseluruh toko-toko buku di Indonesia.
Edensor mengulas tentang perjalanan hidup Andrea dan Arai, saudara sekaligus teman seperjalanannya yang telah melalui banyak episode kehidupan, suka maupun duka. Pertemuannya dengan Weh, lelaki yang harus menanggung aib karena menderita penyakit burut, penyakit nista yang disebabkan oleh ulah nenek moyangnya yang telah berani melanggar aturan agama. Weh yang telah mengajarkannya cara membaca bintang, mengurai langit sebagai kitab terbentang serta membawanya pada satu pemahaman tentang konstelasi zodiak. Zenit dan nadir, pesan terakhir yang ditinggalkan Weh sebelum kematiannya. Weh adalah orang pertama yang telah mengenalkan Andrea pada diri sejatinya, dan telah menguatkan tekat Andrea untuk menjelajahi separuh belahan dunia, berjalan di atas tanah-tanah mimpi, dan menemukan cinta yang sesungguhnya. Pelajaran yang tidak akan ditemukan di bangku pendidikan formal, karena hanya kekuatan semesta yang mampu menguak realita kehidupan.
Tawaran beasiswa dari Uni Eropa telah menjadi sebuah jembatan keberuntungan (magical bridge) yang menghantar mereka pada penjelajahan panjang di tanah-tanah mimpi, menjadi sebuah kunci yang telah membuka kotak pandora yang berisi mimpi-mimpi masa kecil mereka. Sebuah kerinduan untuk berbuat sesuatu bagi tanah kelahiran, memberikan kebanggaan bagi orang tua dan menyelesaikan mimpi-mimpi para sahabat yang telah terenggut oleh keterbatasan dan jerat kemelaratan.
Universitas Sorbonne Perancis, telah menghantar mereka pada pertemuan dan persahabatan dengan mahasiswa dari berbagai belahan dunia dengan beragam latar belakang. Kehidupan bangsa Eropa yang terkenal intelektual, dinamis dan efisien telah menunjukkan pada berbagai realita, betapa rendahnya kualitas serta sistem pendidikan bangsa Indonesia. Hanya semangat dan tekad yang kuat yang mampu menghantar mereka pada sebuah keberanian untuk menjadi bagian dari sistem pendidikan yang modern. Kesenjangan tingkat pemahaman dan pengetahuan mengharuskan dua sobat karib ini berjuang untuk menyelesaikan pendidikan mereka.
Keindahan benua Eropa dan gemerlapnya dunia malam kota Paris memberikan daya tarik bagi siapapun yang melihatnya. Namun, tradisi dan etika back packer Kanada sangat menarik perhatian Andrea bahkan lebih menarik dibandingkan Katya. Mahasiswi Jerman yang telah menolak cinta banyak pemuda dan memilih Andrea menjadi kekasihnya. Meskipun pada akhirnya perbedaan makna tentang mencintai telah membawa mereka kembali pada jalinan pertemanan. Kerinduan Andrea pada A Ling, perempuan masa kecil yang sangat dicintainya telah menguakkan kembali ingatannya tentang Edensor. Sebuah desa khayalan pada sebuah novel pemberian A Ling, karya Herriot yang berjudul Seandainya Mereka Bisa Bicara.
Hamparan dataran hijau, bunga daffodil dan semerbak aroma rerumputan telah membawa Andrea berkelana ke setiap sudut desa. Desa khayalan yang telah membuka jalan rahasia dalam kepala Andrea, jalan menuju penaklukan-penaklukan terbesar untuk menemukan A Ling, untuk menemukan cinta dan diri sejatinya. Andrea dan Arai berencana untuk melakukan perjalanan keliling benua Eropa mengikuti tradisi para pengelana back packer Kanada. Rencana perjalanan panjang ini mendapat respon yang serius dari para sahabat, yang akhirnya dijadikan sebagai ajang pertaruhan untuk mengukur keberanian menaklukkan tantangan. Penjelajahan panjang menjelajahi benua Eropa dengan bermodal semangat dan keberanian
Perjalanan dimulai dari kota Paris, Prancis melintasi benua Eropa dan berakhir di Spanyol. Pencarian Andrea akan cinta masa kecil telah membawa mereka melintasi rute perjalanan yang panjang melintasi benua Eropa hingga Tunisia, Zaire, dan Casablanca di benua Afrika. Rasa lapar, kelelahan, serta ancaman kematian karena kedinginan tidak menyurutkan semangat dan keberanian Andrea untuk menjelajahi enigma tentang A Ling yang kini menjadi semakin terang.
Kota demi kota menghadirkan beragam realita yang semakin memperjelas makna pencarian Andrea. Sekuat apapun upaya untuk menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya tersebut masih belum berhasil sesungguhnya kita sedang dihadapkan pada berbagai realita tentang diri kita. Pencarian cinta pada sosok perempuan bernama A Ling telah memberikan pembelajaran tentang makna cinta sejatinya, yaitu diri sendiri. Keberanian untuk bermimpi telah menghantar kita pada satu realita yang mengajarkan kita arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
Edensor, membawa kita pada perjalanan yang tidak hanya membawa kita pada tempat-tempat yang spektakuler, tidak hanya memberi kita tantangan ganas yang menghadapkan pada cinta putih, tetapi mampu membawa kita pada satu kesadaran kesejatian diri manusia. Toleransi, daya tahan dan integritas bukanlah hal yang dapat ditawar-tawar dalam keadaan apapun. Dibuthkan semangat, kemauan, dan daya juang tinggi untuk menghidupi setiap mimpi hingga terwujud dalam sebuah realita kehidupan.

















A.     Sinopsis Novel

Seseorang yang mengajari Ikal mengenali dirinya sendiri serta yang membuatnya menjadi seorang laki-laki adalah Weh. Weh termasuk manusia cerdas. Dia pernah menimba ilmu di Mollen Bass Technisce School, di mana Belanda hanya mau menerima pribumi yang paling cerdas untuk sekolah di tempat itu. Tapi sekarang Weh sudah tidak segagah ataupun secerdas seperti dulu. Jalannya pun pengkor, semangatnya pun tumbang. Penyakit burut yang menyebabkan itu semua. Jampi atau ramuan pun tak mempan.
Suatu hari Ikal membujuk ayahnya agar diizinkan berlayar bersama Weh. Setelah membujuk ayahnya berkali-kali, akhirnya ayahnya menyerah dan mengizinkan dia untuk berlayar.
Akhir pecan di pagi buta, mereka pergi berlayar. Menuju ke tenggara, melintasi selat Karimata. Tanpa kompas, pelayaran itu sangat mendebarkan bagi Ikal. Saat itu pula, dia ditunjukkan oleh Weh bagaimana caranya mengeja bintang dan membaca langit. Akhirnya dia dan Weh merapat lagi ke pinggiran Belitong.
Seringkali saat Ikal mengantarkan tembakau ke Mak Birah, seorang dukun anak yang ada di kampungnya, diceritakanlah kejadian saat Ikal lahir. Ikal lahir sungsang pada tanggal 24 oktober dini hari. Ibunya melahirkan pada tanggal 24 Oktober dengan maksud agar dia menjadi seorang anak sebagai juru pendamai seperti PBB. Namun, harapan ibunya tidak sesuai dengan kenyataan. Ikal malah menjadi ketua pembuat onar di kampungnya. Setelah dia berbuat onar, ayahnya mengganti namanya. Berbuat onar, ganti lagi. Begitupun seterusnya. Sampai pada suatu hari, saat ayahnya bingung untuk membuatkannya nama, Ikal menemukan sebuah nama pada majalah Aktuil. Nama itu adalah Andrea.
Ikal bertambah dewasa, dia naksir dengan seorang perempuan anak-anak dari pemilik toko Sinar Harapan. A Ling namanya. Pada saat Ikal SMA, pak Balia, seorang guru Sastra menjadi guru favoritnya. Dia menyuruh murid-muridnya untuk berkelana menjelajahi Eropa dan Afrika serta menuntut ilmu sampai ke Sorbonne di Prancis.
Pada suatu hari di bulan puasa, Ikal dan Arai harus pulang karena ayah Ikal sakit dan mereka harus berjalan 30 km, karena tidak ada kendaraan yang harus ditumpangi.
Tamat SMA, mereka merantau ke Jawa mencari pekerjaan. Namun Arai memutuskan untuk merantau lagi ke Kalimantan.
Pada suatu hari Ikal dan Arai menerima pengumuman tes beasiswa dari Dr.Woodward. Dia meluluskan tes beasiswa Ikal dan Arai. Mengetahui hal itu Arai menghubungi Zakiah Nurmala, pujaan hatinya untuk pamitan, dan Ikal mengunjungi dermaga dan melamun merindukan A Ling di depan toko Sinar Harapan.
Pada hari pemberangkatan, Ikal dan Arai pamitan kepada keluarganya. Sebelum berangkat, ayah Ikal menyerahkan sebuah bungkusan kepada Ikal yang disuruh untuk membuka pada saat sudah sampai di Prancis. Akhirnya mereka berangkat. Mereka tidak langsung ke Prancis namun ke Belanda terus ke Belgia tempat akomodasi mereka.
Di Belanda mereka bertemu dengan Ms. Famke Somers, dan diantarkan ke Belgia ke tempat akomodasi mereka. Namun mereka ditolak oleh lanlordnya dan tidur di luar semalam.
Keesokan harinya, Erika memarahi lanlord mereka, Simon Van Der Wall, dan menyuruhnya untk memberikan izin tinggal di situ.
Seminggu di Eropa, Ikal dan Arai pergi ke Prancis melihat menara eiffel karena inilah yang mereka idam-idamkan selama ini.
Setelah tinggal di Brugge, Ikal dan Arai pindah ke apartemen Mallot, dekat stasiun Gare de Lyon. Di sana mereka bertemu dengan seorang perempuan bernama Maurent LeBlanch, seorang Liaison Officer yaitu penghubung mereka dengan Sorbonne.
Pada suatu hari Arai tidak pulang ke apartemen. Ikal bingung mencarinya. Pada akhirnya dia menemukan Arai sedang berada di Pusara Jim Morrison, penyanyi idolanya, dan sedang membacakan puisi kepada Zakiah Nurmala.
Di kelas terdapat beberapa group, salah satu di antaranya adalah The Pathetic Four yang terdiri dari Ikal, Monahar Vikram Raj Chauduri Manooj, Pablo Arian Gonzales, dan Ninochka Stronovsky. Katya yang menjadi ketua kelompok Jerman sesungguhnya menjadi bahan rebutan bagi para pria. Namun banyak yang ditolak olehnya. Pada suatu hari, Katya mengirim email kepada Ikal, kalau dia ingin dekat dengannya, Katya tinggal meminta saja. Ikal sungguh tak menduga hal ini bakal terjadi.
Saat Ikal di Prancis pun ayahnya megirimnya surat. Dia mengabarkan bahwa PN Timah sudah bangkrut dan orang-orang Belitong ramai-ramai menjadi petani cengkeh. Ayahnya menginginkan agar Ikal dan Arai menjadi ahli pupuk dan juga asisten apoteker.
Saat musim panas, Ikal dan Arai menggunakannya untuk bekerja. Sampai pada suatu hari, Famke mengajak mereka untuk melihat fashion show dan setelah itu mereka menceritakan rencananya keliling Eropa kepada Famke. Tak lama menjalin hubungan dengan Katya, Ikal mengakhiri hubungannya dan beralih mencari A Ling di seluruh penjuru Prancis. Tapi nihil.
Suatu hari di kafe Brigandi et Bougreesses, semua teman-teman sekelas Ikal kaget mendengar rencana Ikal keliling Eropa. Pada akhirnya mereka semua ikut taruhan mengelilingi Eropa, di mana siapa yang kalah diberi hukuman yaitu mengurus laundry peserta lain selama tiga bulan, membayar over charge untuk clubbing, dan menuntun sepeda secara mundur dari museum Le Louvre ke gerbang L’Arc de Triomphe dengan digantungi pakaian-pakaian rombeng. Pada hari yang telah ditentukan mereka berkumpul di kafe Brigandi et Bougreesses dan berangkat secara bersama-sama.
Selama perjalanan keliling Eropa dan Afrika, ada banyak peristiwa-peristiwa menarik yang dialami oleh Ikal dan Arai, yaitu diantaranya makan daun plum di Rusia, bertemu dengan Toha orang Purbalingga, bertemu dengan Andrea Galliano yang dulu Ikal sempat lihat di majalah aktuil dan akhirnya menjadi namanya. Setelah lama menjelajah Eropa dan Afrika, mereka berkumpul di kafe Nou Camp di Spanyol. Di situ mereka berunding tentang tim yang kalah dan akhirnya Gonzales dan MVRC Manooj adalah tim yag kalah.
Seusai liburan mereka menjelma lagi sebagai mahasiswa yang taat kuliah. Sampai pada suatu hari Arai harus pulang ke Indonesia karena penyakit Asthma Bronchiale. Ikal sedih, terlebih saat Maurent menginformasikan kepadanya bahwa prof. Turnbull akan pensiun dan pulang ke Inggris dan Ikal harus pindah ke Sheffield Hallam University di Inggris untuk melanjutkan riset dengan Turnbull.
Berbulan-bulan di Inggris dan akhirnya Ikal bisa menyelesaikan risetnya. Pada suatu hari Ikal berkunjung ke ruma Prof. Turnbull untuk menandatangani laporan akhirnya. Karena Prof. Turnbull tidak ada di rumah, Ikal pun memutuskan untuk keliling desa naik bus. Sampai pada suatu tempat, Ikal menghentikan bus dan langsung turun. Tempat itu persis dengan gambaran suatu tempat yang terdapat di novel Seandainya Mereka Bisa Bicara yang A Ling berikan untuknya, tempat itu tak lain adalah…. Edensor.

B.      Unsur-Unsur Intrinsik Novel
1.      Tokoh
·         Ikal; Andrea
·         Arai; Arai Ichsanul Mahidin
a.      Di pulau Belitong:
·         Weh; laki-laki pribumi cerdas yang pernah menempuh pendidikan di Mollen Bass Technisce School yang karena menanggung malu menderita burut, akhirnya memilih untuk mengasingkan diri menjadi nelayan dan hidup di perahu. Weh adalah guru untuk Ikal, memberi pelajaran besaruntuk mengenal dirinya sendiri.
·         Mak Birah; dukun beranak yang membantu kelahiran Ikal.
·         Ayah; ayah Ikal yang pendiam.
·         Ibu; ibu Ikal; temperamental, tak pantang menyerah, keras kepala.
b.      Di Eropa
·         Dr. Michaela Woodward; seorang Keynesian, pejabat Uni Eropa yang menjadi penentu akhir beasiswa; seorang yang tempramental.
·         Famke Somers; penerima beasiswa Uni Eropa, mahasiswi Amsterdam School of The Arts yang mendalami street performance yang juga seorang model. Seorang yang ramah dan cantik.
·         Simon Van Der Wall; Landlord atau pemilik kost tempat Arai dan Ikal singgah sementara di Brussel. Laki-laki dingin yang birokratis. Seorang yang tinggi besar, berewokan, santai tapi angke, dan memiliki hidung yang bongkok.
·         Pak Toha; laki-laki tua dari Purbalingga yang karena peristiwa 65 menetap di Rumania dan belum pernah kembali ke Indonesia. Sebuah perjumpaan yang tak terduga, saat Arai dan Ikal menjelajah Eropa.
c.       Teman sekelas Ikal.
·         The Pathetic Four terdiri dari Ikal, Monahar Vikram Raj Chauduri Manooj (MVRC Manooj), seorang india; Pablo Arian Gonzales, seorang mexico; dan Ninochka Stronovsky, seorang perempuan Ukraina.
·         Naomi Stansfield; dedengkot The Brits. Ia lebih senang dipanggil nama belakangnya saja yaitu Stansfield, memiliki sifat primordial, perempuan yang trendi, sengak, dan cerdas.
·         Virgina Sue Townsend; mahasiswa Amerika Serikat; pesaing utama Naomi Stansfield.
·         Katya Kristanaema; mahasiswi Jerman; cerdas dan cantik. The most wanted girl in class. Ia menyukai Ikal.
2.      Penokohan
Orang pertama pelaku utama (aku)
3.      Setting
a.      Setting Tempat:
Sekolah, perahu, Mentawai, perairan Kalimantan, Belitong, bus reyot, rumah, bendungan PN timah, toko kelontong Sinar Harapan, Kelas, Kantor perusahaan, ruko, perumahan, kantor pos, Frankfurt, bandara Soekarno-Hatta, Fokker 28, bandara Schippol, Belanda, kereta Underground, Brussel, kota kecil di pinggir Belgia, Brugge, Apertemen, Jalan Raya Oudlaan, pohon rowan, Stasiun Brugge, kantor Uni-Eropa, kantor Dr. Michaella Woodward, Palais des Beaux Arts dan pusat jajanan, bus Euroline, Prancis (Liege, Marche, Bostogne, terminal bus Gallieni), Pont de Lavellois-Becon, stasiun Harve Caumartin, Trocadero, Eiffel, apartemen Mallot, Universitas Sorbonne, took musik di L’Avenue des Champs-Elysees, dapartemen Biologi, jalan Hector Mallot, Metro, Cimetiere du Pere-Lachaise, teater, Provence, kafe mahasiswa Brigandi et Bougresses, apartemen Stansfield, halaman kampus, kantin, perpustakaan, mulut stasiun Norte Dame des Champs, Solferino, apartemen Katya, kamar Arai, di bawah patung Robert de Sorbonne, teater musim panas, Various, museum Le Louver, balkon apartemen Katya, pinggir sungai Seine, Chevalier, Piccadilly, London, Prancis Selatan, Turin, Italia, terminal Gallieni, Damrak, Paleis, Koninklijk Paleis, Groningen, Centrum, Nieuwstad, sudut stasiun Koln Hepsenky, Finlandia, Belomorks, Syzran, Belush’ye, gerbong, lokalisasi Nieuwstad, truk, Parsi, Akropolis, Yunani, Balkan, Estonia, Swiss, stasiun Sentral Austria, Gmunden, masjid Afganistan, Vanesia, Fon Tana de Revi (Roma), Verona, Milan, gereja, Ponte Vechio, Regio, Palermo, kapal, Tunisia, perbatasan Nigeria dan Mali, gurun Sahara, Zaiere, Spanyol, cafĂ© Nou Camp, ICU, terminal Victoria, Sheffield, stadion Bramma Lane, London Road, sungai Ouse, rumah Profesor Turnbull, halte bus, Edensor.
b.      Setting Waktu:
Berminggu-minggu, akhir pekan, pagi buta, hari pertama bulan September, 23 Oktober pukul setengah 12 malam, dini hari, sabtu sore, minggu pagi, pukul dua pagi, setiap jum’at, awal September, jum’at pagi, 28 Maret.
c.       Setting Psikologis/Suasana:
Memalukan, kedinginan, pucat, hangat, sedih, menikam hatiku, tertekan batin, perasaan melambung, sunyi, mencekam, dingin, was-was, panas, penuh cinta.
4.      Amanat
·         Bila kita ingin mencapai cinta dan atau mempunyai mimpi, maka kita harus memperjuangkan mimpi tersebut dan berusaha pantang menyerah untuk meraihnya.
·         Novel ini mengingatkan kita bahwa menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tidak ada hal yang sekecil apa pun terjadi karena kebetulan.
·         Mengingatkan bahwa kenakalan-kenakalan masa kecil kita, pada suatu saat akan menimpa kita kembali/ kita akan menuai karma.
·         Bermimpilah setinggi-tingginya karena Allah SWT akan mendengar dan kelak pasti akan dikabulkan asal mau berusaha dengan sungguh-sungguh.
·         Cinta sejati yang penuh kesetiaan dan pengorbanan
·         Hidup lah mandiri, jangan selalu tergantung pada orang lain/orang tua.
·         Pengalaman dan ilmu bisa didapat dari mana saja.
·         Mengingatkan kita untuk tidak takut melakukan suatu hal yang baru.